Selasa, 14 Oktober 2025

5 Faktor yang Mempengaruhi Harga Stretch Film dan Tips Memilih yang Terbaik

5 Faktor yang Mempengaruhi Harga Stretch Film dan Tips Memilih yang Terbaik

5 Faktor yang Mempengaruhi Harga Stretch Film dan Tips Memilih yang Terbaik - Dalam dunia logistik, manufaktur, dan pergudangan, stretch film bukan sekadar bahan pelengkap. Ia adalah “perisai transparan” yang menjaga ribuan produk tetap aman selama proses penyimpanan maupun pengiriman. Stretch film yang baik dapat menstabilkan pallet, mencegah barang bergeser, melindungi dari debu, air, dan kotoran semuanya tanpa menambah berat kemasan secara signifikan.

 

5 Faktor yang Mempengaruhi Harga Stretch Film dan Tips Memilih yang Terbaik

Namun, di balik fungsinya yang tampak sederhana, ada satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan pelaku bisnis:

Mengapa harga stretch film bisa berbeda-beda?
Di pasaran, Anda mungkin menemukan dua merek dengan ukuran serupa, tapi dengan harga yang terpaut jauh. Apakah itu semata-mata karena kualitas, atau ada faktor lain yang berperan?

Memahami faktor-faktor yang memengaruhi harga stretch film sangat penting bagi Anda yang ingin mengoptimalkan biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas pengemasan. Sebab, memilih stretch film bukan hanya urusan membeli plastik gulung, melainkan investasi jangka panjang dalam efisiensi dan keamanan rantai pasok Anda.

Mari kita bahas secara mendalam lima faktor utama yang memengaruhi harga stretch film, serta bagaimana Anda bisa memilih produk terbaik sesuai kebutuhan bisnis Anda.

1. Ketebalan dan Panjang Roll Stretch Film

Faktor pertama yang paling jelas memengaruhi harga adalah ketebalan (micron) dan panjang roll dari stretch film itu sendiri.
Secara sederhana: semakin tebal dan panjang roll-nya, semakin tinggi pula harga per gulung. Tapi, ini tidak berarti Anda selalu harus memilih yang paling tebal atau paling panjang.

Ketebalan (Micron)

Stretch film di pasaran umumnya tersedia dalam kisaran 12 hingga 30 mikron.

  • Film 12–15 mikron cocok untuk beban ringan, seperti produk FMCG, karton kecil, atau komponen ringan.
  • Film 17–23 mikron biasanya digunakan untuk beban sedang hingga berat, misalnya bahan bangunan, barang industri, atau produk dalam jumlah besar di atas pallet.

Film yang lebih tebal tentu menawarkan kekuatan tarik yang lebih besar, tetapi tidak selalu efisien jika digunakan untuk beban ringan. Anda justru bisa menghabiskan lebih banyak material dari yang dibutuhkan. Sebaliknya, film terlalu tipis untuk beban berat akan menyebabkan risiko robek dan instabilitas pallet — berujung pada kerusakan produk dan tambahan biaya logistik.

Panjang Roll

Beberapa produsen menawarkan roll panjang (misalnya 300 meter, 500 meter, bahkan 1000 meter) untuk kebutuhan industri.
Roll panjang sering kali lebih ekonomis per meter-nya, karena mengurangi frekuensi penggantian gulungan di mesin wrapping. Namun, perhatikan bahwa bobot roll yang terlalu berat bisa menyulitkan operator jika digunakan secara manual.

Tips hemat:
Untuk pemakaian besar di gudang atau pabrik, pilih roll panjang dengan ketebalan optimal, bukan sekadar paling tebal. Ini akan menekan biaya total film tanpa mengurangi performa.

2. Jenis Stretch Film dan Teknologi Produksi

Harga stretch film juga sangat dipengaruhi oleh teknologi dan metode produksinya.
Secara umum, ada dua jenis utama yang perlu Anda pahami: cast film dan blown film.

Cast Film

Diproduksi dengan proses extrusion casting, di mana plastik cair ditekan melalui die datar dan didinginkan dengan roller logam. Hasilnya adalah film yang:

  • Lebih jernih dan transparan.
  • Umumnya lebih murah dibanding blown film.
  • Halus di permukaan.
  • Mudah diaplikasikan.

Cast film cocok untuk penggunaan umum, terutama di lingkungan produksi atau gudang yang relatif bersih dan kering. Namun, kelemahannya, film ini kurang tahan terhadap sobekan dan tusukan, sehingga tidak ideal untuk beban tajam atau tidak beraturan.

Blown Film

Diproduksi melalui proses air-blown extrusion, di mana plastik cair ditiup menjadi gelembung besar, lalu didinginkan secara alami.
Film ini:

  • Lebih kuat dan tahan robek.
  • Cocok untuk beban berat dan kondisi ekstrem.
  • Punya daya rekat tinggi.

Namun, karena proses pendinginannya lebih lama dan rumit, harga blown film biasanya 10–20% lebih mahal dari cast film.

Selain itu, ada juga pre-stretch film — film yang sudah diregangkan oleh produsen hingga 200–250% dari panjang aslinya. Keuntungannya adalah konsumsi film yang jauh lebih hemat saat digunakan manual, karena operator tidak perlu menarik terlalu kuat. Meskipun harga per roll sedikit lebih tinggi, total biaya per pallet bisa lebih rendah.

Kesimpulan:
Jenis film dan teknologi produksinya menentukan kombinasi antara harga, kekuatan, dan efisiensi penggunaan. Pilih berdasarkan kebutuhan spesifik — bukan sekadar harga termurah.

3. Bahan Baku dan Kualitas Resin

Bahan utama stretch film adalah polietilena linear densitas rendah (LLDPE). Namun, tidak semua resin LLDPE diciptakan sama. Komposisi bahan baku inilah yang menjadi salah satu penentu terbesar harga stretch film.

Resin Virgin (Bahan Murni)

Film yang dibuat dari resin murni (belum didaur ulang) memiliki karakteristik:

  • Lebih jernih dan bersih.
  • Umur simpan lebih panjang.
  • Elastisitas tinggi.
  • Daya rekat (cling) stabil.

Karena kualitas dan performanya unggul, harga film berbahan virgin bisa 15–30% lebih tinggi. Namun, dalam jangka panjang, ia cenderung lebih efisien karena memerlukan lapisan lebih sedikit dan tidak mudah robek.

Resin Daur Ulang

Untuk kebutuhan yang tidak terlalu kritis, beberapa produsen menggunakan campuran bahan daur ulang (recycled LLDPE).
Kelebihannya tentu ada pada harga yang lebih rendah dan keberlanjutan lingkungan. Namun, film jenis ini cenderung kurang elastis, warnanya lebih buram, dan bisa menghasilkan ketebalan tidak konsisten.

Jika Anda mengutamakan sustainability dan efisiensi biaya, film daur ulang tetap bisa menjadi pilihan — asalkan disertifikasi dan digunakan untuk aplikasi non-kritis (misalnya, pallet internal atau pengiriman jarak pendek).

Tren Bahan Baku Baru

Beberapa produsen kini mulai mengembangkan stretch film berbasis bio atau biodegradable. Walaupun masih tergolong mahal, inovasi ini menunjukkan arah masa depan industri pengemasan yang lebih hijau. Untuk perusahaan yang fokus pada ESG (Environmental, Social, Governance), investasi di film ramah lingkungan bisa meningkatkan citra dan kepatuhan terhadap regulasi sustainability.

Kesimpulan:
Harga stretch film sangat bergantung pada jenis resin dan tingkat kemurniannya. Namun, yang lebih penting adalah menyesuaikan bahan dengan kebutuhan operasional  tidak terlalu mahal untuk fungsi sederhana, tapi cukup kuat untuk menjamin keamanan logistik Anda.

4. Jumlah Lapisan (Layer) dan Teknologi Multilayer

Pernahkah Anda mendengar istilah “nano stretch film” atau “multilayer film”?
Istilah ini mengacu pada jumlah lapisan tipis yang digabungkan selama proses produksi. Dulu, stretch film biasanya hanya memiliki 3 hingga 5 lapisan. Namun kini, berkat teknologi extrusion modern, beberapa produsen mampu membuat film hingga 30 lapisan ultra-tipis (nano-layer).

Bagaimana Lapisan Mempengaruhi Harga dan Kinerja

Setiap lapisan memiliki fungsi spesifik — ada yang meningkatkan kekuatan tarik, ada yang memberi daya rekat, dan ada yang menambah ketahanan sobek.
Makin banyak lapisan, makin kompleks proses produksinya, sehingga harga per kilogram film meningkat. Namun di sisi lain, film multilayer mampu:

  • Menahan regangan hingga 300%.
  • Menghemat total pemakaian film hingga 25–35%.
  • Menggunakan material lebih tipis dengan kekuatan yang sama.

Artinya, meski harga per roll lebih mahal, biaya per pallet justru lebih murah.

Kapan Anda Butuh Film Multilayer

Jika bisnis Anda menangani beban berat, barang bernilai tinggi, atau pengiriman jarak jauh antarprovinsi, maka investasi di film multilayer sangat layak.
Namun, untuk penggunaan internal atau beban ringan, film konvensional dengan 3–5 lapisan sudah cukup.

Tips:
Mintalah data teknis dari supplier terkait jumlah layer dan rasio stretch. Produsen terpercaya biasanya menyediakan lembar spesifikasi lengkap agar Anda bisa membandingkan performa secara objektif.

5. Merek, Asal Produksi, dan Volume Pembelian

Sama seperti produk industri lainnya, brand dan skala pembelian juga memainkan peran penting dalam menentukan harga stretch film.

Brand dan Asal Produksi

Stretch film buatan produsen besar dengan reputasi global biasanya lebih mahal karena:

  • Menggunakan mesin extrusion berteknologi tinggi.
  • Memiliki kontrol mutu ketat dan sertifikasi internasional.
  • Menawarkan kualitas konsisten antar batch.

Sementara itu, film produksi lokal sering kali lebih murah dan mudah didapat, tapi kualitasnya bisa bervariasi. Tidak berarti buruk — banyak produsen lokal kini sudah mampu menghasilkan film berkualitas tinggi, asalkan menggunakan bahan baku dan mesin modern.

Jika Anda menjalankan operasi besar, penting untuk menjaga konsistensi kualitas antar-supplier. Ganti-ganti merek karena alasan harga bisa menyebabkan perbedaan hasil wrapping, memengaruhi stabilitas pallet dan produktivitas operator.

Volume Pembelian

Harga stretch film sangat dipengaruhi oleh skala pesanan (volume order).
Semakin besar pembelian, semakin besar peluang mendapatkan harga grosir.
Beberapa distributor memberikan potongan harga mulai dari pembelian 100 roll ke atas, atau kontrak bulanan tetap.

Selain itu, Anda juga bisa bernegosiasi untuk:

  • Konsinyasi stok di gudang Anda (supplier menempatkan stok dan Anda bayar sesuai pemakaian).
  • Harga kontrak tahunan yang melindungi dari fluktuasi harga bahan baku global.
  • Jadwal pengiriman rutin untuk memastikan ketersediaan tanpa kelebihan stok.

Dengan manajemen pembelian yang strategis, Anda bisa mengamankan pasokan sekaligus menekan biaya secara signifikan.

Tips Memilih Stretch Film Terbaik untuk Bisnis Anda

Setelah memahami kelima faktor di atas, Anda mungkin bertanya-tanya:
“Lalu, bagaimana cara memilih stretch film terbaik yang benar-benar efisien untuk bisnis saya?”

Berikut beberapa panduan praktis:

1. Kenali Kebutuhan Operasional Anda

Apakah Anda lebih sering mengemas barang ringan atau berat? Apakah produk dikirim jauh atau hanya antar-gudang?
Menjawab pertanyaan ini akan membantu menentukan ketebalan, jenis film, dan tingkat regangan yang dibutuhkan.

2. Jangan Hanya Lihat Harga per Roll

Harga murah belum tentu ekonomis jika konsumsi film per pallet lebih tinggi. Fokuslah pada biaya total per pallet (cost per pallet), bukan harga per gulung.

3. Uji Coba Produk

Lakukan stretch test dan wrapping test dengan beberapa merek. Bandingkan hasilnya dari segi kekuatan, elastisitas, dan kestabilan pallet. Pilih yang memberi hasil terbaik dengan pemakaian paling sedikit.

4. Perhatikan Layanan Purna Jual

Supplier yang baik tidak hanya menjual produk, tapi juga memberi dukungan teknis — seperti kalibrasi mesin wrapping, pelatihan operator, dan analisis efisiensi film.

5. Pertimbangkan Aspek Lingkungan

Jika perusahaan Anda memiliki target keberlanjutan, pertimbangkan penggunaan film dengan kandungan daur ulang atau biodegradable. Selain ramah lingkungan, ini juga meningkatkan reputasi merek Anda di mata pelanggan dan mitra bisnis.

Kesimpulan

Harga stretch film memang dipengaruhi oleh banyak faktor — mulai dari ketebalan, jenis bahan baku, jumlah lapisan, teknologi produksi, hingga skala pembelian. Namun, fokus utama Anda seharusnya bukan sekadar mencari yang termurah, melainkan mencari yang paling efisien dan sesuai kebutuhan operasional.

Dengan memahami karakteristik setiap jenis film dan menerapkan strategi pembelian yang tepat, Anda bisa:

  • Mengurangi konsumsi film tanpa mengorbankan keamanan.
  • Meningkatkan produktivitas operator dan stabilitas barang di pallet.
  • Menekan biaya logistik dan pengemasan hingga 30%.

Stretch film adalah investasi kecil dengan dampak besar. Gunakanlah dengan cerdas karena efisiensi dimulai dari detail yang sering luput dari perhatian, seperti gulungan film transparan di sudut gudang Anda.

Jangan ragu untuk menghubugi kami, untuk mendapatkan stretch film berkualitas harga terjangkau. Baca juga panduan memilih plastik wrapping barang.

Selasa, 07 Oktober 2025

Cara Menghemat Biaya dengan Stretch Film: 5 Tips Efisiensi untuk Bisnis Logistik dan Pergudangan Anda

Cara Menghemat Biaya dengan Stretch Film: 5 Tips Efisiensi untuk Bisnis Logistik dan Pergudangan Anda

Cara Menghemat Biaya dengan Stretch Film: 5 Tips Efisiensi untuk Bisnis Logistik dan Pergudangan Anda - Jika Anda bergerak di industri logistik atau pergudangan, pasti sudah sangat akrab dengan stretch film atau plastik wrapping barang. Material plastik tipis namun kuat ini menjadi “pahlawan tak terlihat” dalam menjaga keamanan dan stabilitas barang di atas pallet plastik

 

Cara Menghemat Biaya dengan Stretch Film:

Meski terlihat sederhana, stretch film berperan penting dalam memastikan produk sampai ke tujuan tanpa rusak, tergelincir, atau terkontaminasi debu dan air. Namun, di balik peran vitalnya, masih banyak perusahaan yang menggunakannya tanpa strategi efisiensi yang tepat. Akibatnya, biaya operasional membengkak tanpa disadari.

Bayangkan jika setiap pallet menggunakan film sedikit lebih banyak dari yang seharusnya, atau jika jenis film yang digunakan tidak sesuai dengan berat muatan. Dalam skala besar ratusan hingga ribuan pallet setiap minggu  pemborosan kecil tersebut bisa berubah menjadi puluhan juta rupiah dalam sebulan.

Hal-hal seperti ini sering terjadi bukan karena kesalahan besar, melainkan karena kurangnya pemahaman teknis dan kebiasaan operasional yang belum terstandarisasi.

Padahal, dengan strategi sederhana dan sedikit ketelitian, Anda bisa menghemat banyak. Artikel ini akan membantu Anda memahami cara menghemat biaya penggunaan stretch film tanpa mengorbankan kualitas dan keamanan pengemasan

Kami akan membahas lima aspek penting mulai dari pemilihan ketebalan yang tepat, teknik pembungkusan efisien, hingga cara mengevaluasi performa film melalui uji regangan. Semua tips di sini disusun berdasarkan praktik terbaik yang sudah terbukti di industri logistik dan manufaktur.

1. Pilih Ketebalan dan Jenis Film Sesuai Beban Pallet

Salah satu kesalahan paling umum dalam penggunaan stretch film adalah menggunakan satu jenis film untuk semua pallet. Padahal, setiap beban punya kebutuhan yang berbeda. Stretch film yang terlalu tebal untuk beban ringan hanya akan membuang material. Sebaliknya, film yang terlalu tipis untuk beban berat bisa menyebabkan pallet tidak stabil dan berisiko roboh saat transportasi.

Secara umum, Anda bisa menggunakan panduan berikut:

  • Beban ringan hingga sedang (di bawah 500 kg): ketebalan 12–15 mikron.
  • Beban berat (800 kg ke atas): ketebalan 17–23 mikron.

Namun, bukan hanya ketebalan yang penting. Anda juga perlu mempertimbangkan jenis stretch film:

  • Cast Film: lebih jernih, halus, dan mudah diaplikasikan. Ideal untuk penggunaan di lingkungan bersih atau pengemasan manual.
  • Pre-stretch Film: sudah diregangkan sebelumnya oleh produsen. Lebih hemat dan konsisten untuk aplikasi manual karena tidak perlu regangan tinggi di lapangan.
  • Blown Film: lebih kuat dan tahan sobek. Cocok untuk beban berat, bentuk tidak beraturan, atau kondisi penyimpanan ekstrem.

Dengan memilih jenis film yang sesuai kebutuhan, Anda bisa mengurangi penggunaan film berlebihan dan menghemat hingga 20% biaya material. Pastikan juga supplier Anda memberikan data teknis (technical datasheet) agar Anda tahu kapasitas regangan dan kekuatan film tersebut.

2. Terapkan Teknik Pembungkusan yang Efisien

Pernahkah Anda melihat operator wrapping yang membungkus pallet terlalu banyak putaran hanya untuk merasa “lebih aman”? Padahal, lapisan berlebihan tidak selalu berarti perlindungan lebih baik. Dalam banyak kasus, pembungkusan berlebihan justru menghabiskan waktu, tenaga, dan material.

Berikut beberapa teknik efisiensi yang terbukti efektif:

Gunakan Tension yang Konsisten

Pastikan stretch film ditarik dengan tekanan (tension) yang tepat. Jika terlalu longgar, film tidak akan menahan beban dengan baik. Jika terlalu kencang, film bisa robek atau merusak produk. Untuk hasil optimal, gunakan alat bantu seperti tensioner atau mesin wrapping dengan pengaturan ketegangan otomatis.

Perhatikan Pola Pembungkusan

Gunakan teknik cross wrapping (menyilang) agar tekanan distribusinya merata dari dasar hingga puncak pallet. Pola silang juga membantu memperkuat struktur kemasan tanpa menambah banyak lapisan.

Terapkan overlap 30–50% pada setiap putaran. Lebih dari itu tidak memberikan manfaat signifikan dan hanya membuang material.

Stabilisasi Dasar dan Puncak Pallet

Mulailah pembungkusan dari bagian bawah pallet (base wrap) sebanyak 2–3 kali untuk memastikan film menempel kuat pada dasar. Kemudian bungkus bagian tengah dengan regangan stabil, dan akhiri dengan 1–2 lapisan pada bagian atas untuk mengamankan beban dari pergeseran vertikal.

Untuk volume besar, mesin wrapping otomatis adalah investasi yang layak. Mesin ini memastikan ketegangan dan pola wrapping selalu konsisten. Dalam jangka panjang, perusahaan yang beralih dari wrapping manual ke mesin biasanya mencatat penghematan material 25–40% dan peningkatan produktivitas hingga dua kali lipat.

3. Pilih Stretch Film Berkualitas untuk Menekan Biaya Logistik

Banyak bisnis yang mencoba menekan pengeluaran dengan membeli stretch film murah. Namun, dalam praktiknya, film berkualitas rendah sering kali malah menyebabkan kerugian yang lebih besar. Film murah biasanya tidak stabil, mudah sobek, dan memiliki daya rekat rendah. Akibatnya, operator harus menambah lapisan atau melakukan pembungkusan ulang.

Kerugian yang muncul bisa mencakup:

  • Kerusakan barang saat pengiriman. Film yang terlalu tipis tidak mampu menahan getaran atau guncangan di truk.
  • Kenaikan biaya logistik. Barang rusak atau tidak stabil menyebabkan retur, klaim asuransi, dan waktu bongkar-muat lebih lama.
  • Waktu kerja tambahan. Operator menghabiskan lebih banyak waktu untuk wrapping ulang atau memperbaiki sobekan.

Kualitas stretch film yang baik seharusnya memiliki:

  • Kekuatan tarik (tensile strength) tinggi.
  • Konsistensi ketebalan dan elastisitas.
  •  Daya lekat (cling) internal dan eksternal yang baik.
  • Ketahanan sobek (tear resistance) di atas rata-rata.

Gunakan film dari produsen dengan reputasi baik dan sertifikasi mutu seperti ISO 9001 atau RoHS compliance. Dengan kualitas yang stabil, Anda dapat mengurangi lapisan per pallet tanpa menurunkan keamanan. Dalam studi operasional beberapa gudang besar di Asia Tenggara, penggunaan film premium dengan regangan 250% terbukti menghemat biaya total hingga 25% dibandingkan film ekonomis yang tampak lebih murah di awal.

4. Lakukan Uji Regangan (Stretch Test) Secara Berkala

Sebagai profesional di industri logistik, Anda tentu tahu pentingnya data dan pengukuran. Hal yang sama berlaku untuk stretch film. Uji regangan (stretch test) adalah cara paling sederhana untuk menilai performa film yang Anda gunakan.

Caranya tidak rumit:

  1. Ambil potongan film sepanjang ±30 cm.
  2. Ukur panjang hasil regangan dan bandingkan dengan panjang awal.
  3. Kaitkan kedua ujungnya dan tarik perlahan hingga film putus.

Misalnya, jika film 30 cm dapat ditarik hingga 90 cm sebelum putus, maka stretch ratio-nya adalah 200%.
Film berkualitas tinggi umumnya memiliki rasio regangan antara 250–300%. Artinya, film tersebut mampu menahan tekanan tinggi dengan pemakaian lebih sedikit.

Mengapa ini penting?
Dengan mengetahui kemampuan regangan film, Anda bisa menyesuaikan setelan mesin wrapping agar film digunakan secara optimal — tidak kurang, tidak lebih. Stretch test juga membantu Anda membandingkan kualitas film dari berbagai supplier secara objektif, bukan hanya berdasarkan harga.

Beberapa perusahaan besar bahkan melakukan audit bulanan terhadap konsumsi film dan hasil uji regangan untuk memastikan efisiensi tetap konsisten. Pendekatan berbasis data ini terbukti dapat menekan pemborosan hingga 15% per kuartal.

5. Latih Operator dan Standarisasi Prosedur Wrapping

Tidak peduli seberapa baik kualitas stretch film atau mesin wrapping yang Anda miliki, semuanya akan sia-sia jika operator tidak menggunakannya dengan benar. Karena itu, faktor manusia adalah kunci terakhir dalam efisiensi.

Lakukan pelatihan rutin bagi semua staf yang terlibat dalam proses pengemasan dan pergudangan. Materi pelatihan bisa mencakup:

  • Cara menentukan jumlah lapisan sesuai berat dan jenis barang.
  • Teknik keamanan saat membungkus pallet tinggi.
  • Pengaturan tension yang optimal pada mesin wrapping.
  • Pengenalan tanda-tanda film rusak atau cacat produksi.

Selain itu, buatlah SOP (Standard Operating Procedure) tertulis untuk setiap tahap wrapping — mulai dari inspeksi awal pallet, penempatan film, hingga tahap akhir sealing. Dengan SOP yang jelas, semua operator bekerja dengan standar yang sama, sehingga hasil wrapping konsisten di seluruh shift kerja.

Tambahkan juga sistem monitoring dan pelaporan untuk memantau konsumsi film harian. Dengan cara ini, Anda bisa dengan cepat mendeteksi area pemborosan atau operator yang menggunakan film di luar batas standar.

Dalam banyak kasus, perusahaan yang menerapkan SOP dan pelatihan rutin mampu menghemat 10–15% biaya film per bulan, sekaligus meningkatkan kecepatan throughput gudang hingga 20%.

Studi Kasus Singkat: Gudang FMCG dan Efisiensi Stretch Film

Salah satu contoh menarik datang dari sebuah perusahaan logistik yang menangani produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods) di Bekasi. Sebelum melakukan optimasi, mereka menggunakan stretch film 23 mikron untuk semua jenis pallet, baik ringan maupun berat. Setiap pallet rata-rata menggunakan 350 gram film.

Setelah dilakukan analisis dan pelatihan, perusahaan mengganti sebagian penggunaan dengan film 15 mikron untuk beban ringan, serta melakukan pengaturan ulang tension mesin wrapping. Hasilnya cukup mencengangkan:

  • Konsumsi film turun dari 350 gram menjadi 260 gram per pallet.
  • Penghematan biaya material mencapai sekitar 28% dalam tiga bulan pertama.
  • Tidak ada peningkatan klaim kerusakan barang.

Ini membuktikan bahwa efisiensi tidak selalu memerlukan investasi besar. Sering kali, cukup dengan memahami karakteristik film dan memperbaiki kebiasaan operasional, Anda bisa mendapatkan hasil luar biasa.

Kesimpulan

Stretch film mungkin terlihat sepele hanya gulungan plastik tipis yang membungkus pallet. Namun, dalam konteks industri logistik dan pergudangan, penggunaannya yang efisien bisa memberikan dampak besar terhadap profitabilitas perusahaan.

Dengan memilih ketebalan dan jenis film yang tepat, menerapkan teknik pembungkusan yang efisien, memastikan kualitas material, melakukan uji regangan rutin, serta melatih operator dengan baik, Anda bisa menghemat hingga 30% dari total biaya pengemasan tanpa menurunkan kualitas atau keamanan barang.

Efisiensi bukan tentang memangkas sembarangan, melainkan tentang mengoptimalkan setiap detail kecil. Dan dalam dunia logistik yang kompetitif seperti sekarang, detail kecil seperti stretch film bisa menjadi pembeda antara margin tipis dan keuntungan maksimal.

Jadi, mulai hari ini, lihat kembali cara Anda menggunakan stretch film. Mungkin di sanalah tersembunyi peluang penghematan besar yang belum Anda sadari.