Cara Menghemat Biaya dengan Stretch Film: 5 Tips Efisiensi untuk Bisnis Logistik dan Pergudangan Anda
Cara Menghemat Biaya dengan Stretch Film: 5 Tips Efisiensi untuk Bisnis Logistik dan Pergudangan Anda - Jika Anda bergerak di industri logistik atau pergudangan, pasti sudah sangat akrab dengan stretch film atau plastik wrapping barang. Material plastik tipis namun kuat ini menjadi “pahlawan tak terlihat” dalam menjaga keamanan dan stabilitas barang di atas pallet plastik.
Meski terlihat sederhana, stretch film berperan penting dalam memastikan produk sampai ke tujuan tanpa rusak, tergelincir, atau terkontaminasi debu dan air. Namun, di balik peran vitalnya, masih banyak perusahaan yang menggunakannya tanpa strategi efisiensi yang tepat. Akibatnya, biaya operasional membengkak tanpa disadari.
Bayangkan jika setiap pallet menggunakan film sedikit lebih banyak dari yang seharusnya, atau jika jenis film yang digunakan tidak sesuai dengan berat muatan. Dalam skala besar ratusan hingga ribuan pallet setiap minggu pemborosan kecil tersebut bisa berubah menjadi puluhan juta rupiah dalam sebulan.
Hal-hal seperti ini sering terjadi bukan karena kesalahan besar, melainkan karena kurangnya pemahaman teknis dan kebiasaan operasional yang belum terstandarisasi.
Padahal, dengan strategi sederhana dan sedikit ketelitian, Anda bisa menghemat banyak. Artikel ini akan membantu Anda memahami cara menghemat biaya penggunaan stretch film tanpa mengorbankan kualitas dan keamanan pengemasan.
Kami akan membahas lima aspek penting mulai dari pemilihan ketebalan yang tepat, teknik pembungkusan efisien, hingga cara mengevaluasi performa film melalui uji regangan. Semua tips di sini disusun berdasarkan praktik terbaik yang sudah terbukti di industri logistik dan manufaktur.
1. Pilih Ketebalan dan Jenis Film Sesuai Beban Pallet
Salah satu kesalahan paling umum dalam penggunaan stretch film adalah menggunakan satu jenis film untuk semua pallet. Padahal, setiap beban punya kebutuhan yang berbeda. Stretch film yang terlalu tebal untuk beban ringan hanya akan membuang material. Sebaliknya, film yang terlalu tipis untuk beban berat bisa menyebabkan pallet tidak stabil dan berisiko roboh saat transportasi.
Secara umum, Anda bisa menggunakan panduan berikut:
- Beban ringan hingga sedang (di bawah 500 kg): ketebalan 12–15 mikron.
- Beban berat (800 kg ke atas): ketebalan 17–23 mikron.
Namun, bukan hanya ketebalan yang penting. Anda juga perlu mempertimbangkan jenis stretch film:
- Cast Film: lebih jernih, halus, dan mudah diaplikasikan. Ideal untuk penggunaan di lingkungan bersih atau pengemasan manual.
- Pre-stretch Film: sudah diregangkan sebelumnya oleh produsen. Lebih hemat dan konsisten untuk aplikasi manual karena tidak perlu regangan tinggi di lapangan.
- Blown Film: lebih kuat dan tahan sobek. Cocok untuk beban berat, bentuk tidak beraturan, atau kondisi penyimpanan ekstrem.
Dengan memilih jenis film yang sesuai kebutuhan, Anda bisa mengurangi penggunaan film berlebihan dan menghemat hingga 20% biaya material. Pastikan juga supplier Anda memberikan data teknis (technical datasheet) agar Anda tahu kapasitas regangan dan kekuatan film tersebut.
2. Terapkan Teknik Pembungkusan yang Efisien
Pernahkah Anda melihat operator wrapping yang membungkus pallet terlalu banyak putaran hanya untuk merasa “lebih aman”? Padahal, lapisan berlebihan tidak selalu berarti perlindungan lebih baik. Dalam banyak kasus, pembungkusan berlebihan justru menghabiskan waktu, tenaga, dan material.
Berikut beberapa teknik efisiensi yang terbukti efektif:
✅ Gunakan Tension yang Konsisten
Pastikan stretch film ditarik dengan tekanan (tension) yang tepat. Jika terlalu longgar, film tidak akan menahan beban dengan baik. Jika terlalu kencang, film bisa robek atau merusak produk. Untuk hasil optimal, gunakan alat bantu seperti tensioner atau mesin wrapping dengan pengaturan ketegangan otomatis.
✅ Perhatikan Pola Pembungkusan
Gunakan teknik cross wrapping (menyilang) agar tekanan distribusinya merata dari dasar hingga puncak pallet. Pola silang juga membantu memperkuat struktur kemasan tanpa menambah banyak lapisan.
Terapkan overlap 30–50% pada setiap putaran. Lebih dari itu tidak memberikan manfaat signifikan dan hanya membuang material.
✅ Stabilisasi Dasar dan Puncak Pallet
Mulailah pembungkusan dari bagian bawah pallet (base wrap) sebanyak 2–3 kali untuk memastikan film menempel kuat pada dasar. Kemudian bungkus bagian tengah dengan regangan stabil, dan akhiri dengan 1–2 lapisan pada bagian atas untuk mengamankan beban dari pergeseran vertikal.
Untuk volume besar, mesin wrapping otomatis adalah investasi yang layak. Mesin ini memastikan ketegangan dan pola wrapping selalu konsisten. Dalam jangka panjang, perusahaan yang beralih dari wrapping manual ke mesin biasanya mencatat penghematan material 25–40% dan peningkatan produktivitas hingga dua kali lipat.
3. Pilih Stretch Film Berkualitas untuk Menekan Biaya Logistik
Banyak bisnis yang mencoba menekan pengeluaran dengan membeli stretch film murah. Namun, dalam praktiknya, film berkualitas rendah sering kali malah menyebabkan kerugian yang lebih besar. Film murah biasanya tidak stabil, mudah sobek, dan memiliki daya rekat rendah. Akibatnya, operator harus menambah lapisan atau melakukan pembungkusan ulang.
Kerugian yang muncul bisa mencakup:
- Kerusakan barang saat pengiriman. Film yang terlalu tipis tidak mampu menahan getaran atau guncangan di truk.
- Kenaikan biaya logistik. Barang rusak atau tidak stabil menyebabkan retur, klaim asuransi, dan waktu bongkar-muat lebih lama.
- Waktu kerja tambahan. Operator menghabiskan lebih banyak waktu untuk wrapping ulang atau memperbaiki sobekan.
Kualitas stretch film yang baik seharusnya memiliki:
- Kekuatan tarik (tensile strength) tinggi.
- Konsistensi ketebalan dan elastisitas.
- Daya lekat (cling) internal dan eksternal yang baik.
- Ketahanan sobek (tear resistance) di atas rata-rata.
Gunakan film dari produsen dengan reputasi baik dan sertifikasi mutu seperti ISO 9001 atau RoHS compliance. Dengan kualitas yang stabil, Anda dapat mengurangi lapisan per pallet tanpa menurunkan keamanan. Dalam studi operasional beberapa gudang besar di Asia Tenggara, penggunaan film premium dengan regangan 250% terbukti menghemat biaya total hingga 25% dibandingkan film ekonomis yang tampak lebih murah di awal.
4. Lakukan Uji Regangan (Stretch Test) Secara Berkala
Sebagai profesional di industri logistik, Anda tentu tahu pentingnya data dan pengukuran. Hal yang sama berlaku untuk stretch film. Uji regangan (stretch test) adalah cara paling sederhana untuk menilai performa film yang Anda gunakan.
Caranya tidak rumit:
- Ambil potongan film sepanjang ±30 cm.
- Ukur panjang hasil regangan dan bandingkan dengan panjang awal.
- Kaitkan kedua ujungnya dan tarik perlahan hingga film putus.
Misalnya, jika film 30 cm dapat ditarik hingga 90 cm sebelum putus, maka stretch ratio-nya adalah 200%.
Film berkualitas tinggi umumnya memiliki rasio regangan antara 250–300%. Artinya, film tersebut mampu menahan tekanan tinggi dengan pemakaian lebih sedikit.
Mengapa ini penting?
Dengan mengetahui kemampuan regangan film, Anda bisa menyesuaikan setelan mesin wrapping agar film digunakan secara optimal — tidak kurang, tidak lebih. Stretch test juga membantu Anda membandingkan kualitas film dari berbagai supplier secara objektif, bukan hanya berdasarkan harga.
Beberapa perusahaan besar bahkan melakukan audit bulanan terhadap konsumsi film dan hasil uji regangan untuk memastikan efisiensi tetap konsisten. Pendekatan berbasis data ini terbukti dapat menekan pemborosan hingga 15% per kuartal.
5. Latih Operator dan Standarisasi Prosedur Wrapping
Tidak peduli seberapa baik kualitas stretch film atau mesin wrapping yang Anda miliki, semuanya akan sia-sia jika operator tidak menggunakannya dengan benar. Karena itu, faktor manusia adalah kunci terakhir dalam efisiensi.
Lakukan pelatihan rutin bagi semua staf yang terlibat dalam proses pengemasan dan pergudangan. Materi pelatihan bisa mencakup:
- Cara menentukan jumlah lapisan sesuai berat dan jenis barang.
- Teknik keamanan saat membungkus pallet tinggi.
- Pengaturan tension yang optimal pada mesin wrapping.
- Pengenalan tanda-tanda film rusak atau cacat produksi.
Selain itu, buatlah SOP (Standard Operating Procedure) tertulis untuk setiap tahap wrapping — mulai dari inspeksi awal pallet, penempatan film, hingga tahap akhir sealing. Dengan SOP yang jelas, semua operator bekerja dengan standar yang sama, sehingga hasil wrapping konsisten di seluruh shift kerja.
Tambahkan juga sistem monitoring dan pelaporan untuk memantau konsumsi film harian. Dengan cara ini, Anda bisa dengan cepat mendeteksi area pemborosan atau operator yang menggunakan film di luar batas standar.
Dalam banyak kasus, perusahaan yang menerapkan SOP dan pelatihan rutin mampu menghemat 10–15% biaya film per bulan, sekaligus meningkatkan kecepatan throughput gudang hingga 20%.
Studi Kasus Singkat: Gudang FMCG dan Efisiensi Stretch Film
Salah satu contoh menarik datang dari sebuah perusahaan logistik yang menangani produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods) di Bekasi. Sebelum melakukan optimasi, mereka menggunakan stretch film 23 mikron untuk semua jenis pallet, baik ringan maupun berat. Setiap pallet rata-rata menggunakan 350 gram film.
Setelah dilakukan analisis dan pelatihan, perusahaan mengganti sebagian penggunaan dengan film 15 mikron untuk beban ringan, serta melakukan pengaturan ulang tension mesin wrapping. Hasilnya cukup mencengangkan:
- Konsumsi film turun dari 350 gram menjadi 260 gram per pallet.
- Penghematan biaya material mencapai sekitar 28% dalam tiga bulan pertama.
- Tidak ada peningkatan klaim kerusakan barang.
Ini membuktikan bahwa efisiensi tidak selalu memerlukan investasi besar. Sering kali, cukup dengan memahami karakteristik film dan memperbaiki kebiasaan operasional, Anda bisa mendapatkan hasil luar biasa.
Kesimpulan
Stretch film mungkin terlihat sepele hanya gulungan plastik tipis yang membungkus pallet. Namun, dalam konteks industri logistik dan pergudangan, penggunaannya yang efisien bisa memberikan dampak besar terhadap profitabilitas perusahaan.
Dengan memilih ketebalan dan jenis film yang tepat, menerapkan teknik pembungkusan yang efisien, memastikan kualitas material, melakukan uji regangan rutin, serta melatih operator dengan baik, Anda bisa menghemat hingga 30% dari total biaya pengemasan tanpa menurunkan kualitas atau keamanan barang.
Efisiensi bukan tentang memangkas sembarangan, melainkan tentang mengoptimalkan setiap detail kecil. Dan dalam dunia logistik yang kompetitif seperti sekarang, detail kecil seperti stretch film bisa menjadi pembeda antara margin tipis dan keuntungan maksimal.
Jadi, mulai hari ini, lihat kembali cara Anda menggunakan stretch film. Mungkin di sanalah tersembunyi peluang penghematan besar yang belum Anda sadari.
Tags : cara memilih plastik wrapping barang strech film berkualitas stretch film

Pallet Plastik
Profesional dan bergaransi
Pusat pallet plastik di Cikarang Bekasi, melayani penjualan pallet untuk seluruh kota di Indonesia
- Pallet Plastik
- Bekasi, Jawa Barat
- +6281315703839